Wangi Melati

Saturday, February 11, 2012

Satu lagi tentang kenapa Kohati harus ada

Belakangan ini komisariatku, bumi kelahiranku aku di HMI mulai resah karena budaya yang berubah kiblat. Biasanya...di bumi itu...nuansa pergaulan Islam sangat kental. Yaitu batas yang jelas antara Laki-laki dan Perempuan.

Masalah Cinta dengan lawan jenis biasanya tabu di ungkap dalam aktifitas berdua-duan, mojok, atau pacaran.

Masa ku dulu, bumi itu begitu kental, bahkan cenderung kaku. Agak segan menyapa lawan jenis, atau sekedar memanggil melewati wilayah yang didominasi lawan jenis. Bumi itu seperti contoh langsung peradaban yang ideal, meski sekitarnya hedonisme mahasiswa tetap ada menggoda.Virus-virus merah jambu yang melanda pasangan muda...coba menggoda bumi itu..tapi tetap santun bumiku itu menjaga batas. Haram.

Sekarang...batas itu seolah berbaur. Bumi yang menjadi teladan lingkungan kampus dulunya, malah tergiur mencoba lebih genit lagi. Tak mampu jadi contoh lagi. bosan?. entah lah.

Galau meradang di benak para pendahulu. Dimana sebab uswatun hasanah tak lagi mengalir?.

Sinis mungkin kalian memandangku. Kenapa tak henti jua dengan cita-cita usangku ini. Tapi...
kawan...
yang kusampaikan juga salah satu jalan keluar.
belajar dari sejarah dan cara ibadah kita.

Kawan...
Dalam Sholat, ada pemisah berdasarkan jenis kelamin. Perempuan dan laki-laki. Diantara shaf kedua kelompok itu bahkan dilayarkan selembar kain pembatas sebagai simbol dari hijab. Begitulah contoh sholat berjamaah kita di peragakan dan terbakukan.

Meski dalam pergaulan sehari-hari kita, sebenarnya tetap harus menjaga "hijab" yang sesungguhnya. Hijab yang sesungguhnya lebih dari sekedar selembar kain pembatas itu.

HMI juga demikian. Ada HMI, ada Kohati. Tapi tetap saja dalam kelembagaan, juga perlu hijab tersendiri untuk membuat satu komunitas berdasarkan jenis kelaminnya. Yang kita miliki yaitu: Kohati.

Meski satu sisi sudut pandang melihat hal ini diskriminatif.
Tapi sebenarnya memang beginilah akan lebih maksimal memberdayakan perempuan HMI. Sekaligus beginilah HMI ....melatih...menegakkan Hijab dikeseharian kita. Lembaga Kohati adalah "kain hijab" kita dalam berjamaah di HMI.

Maka kembalikanlah lagi Kohati di bumiku itu...
Semoga virus merah jambu itu dapat terbentengi dengan hijab.

No comments:

Jejak Kohatiku