Wangi Melati

Wednesday, January 12, 2022

Kalah sebagai awal kemenangan : Catatan Muswil ke-2 Forhati Sumut, Sipirok 2021

 



Muswil Forhati ke-2 berlangsung tanggal 6 Feburari 2021 dalam rangkaian Muswil ke-6 KAHMI Sumut di Kompleks Kantor Bupati Tapanuli Selatan yang megah, Sipirok. 
Alhamdulillah, tugas sebagai Ketua Periodik, Forhati Sumut Periode 2015-2020 kuselesaikan hingga akhir dengan lancar. Forhati bertumbuh dari tiga di tahun 2015 menjadi 16 Forhati Daerah di akhir kepengurusan. 

Dengan suka duka sebagai presidium paling muda, dan paling akhir aku menyelesaikan kepengurusan. Konflik di kepengurusan, meruncing karena ada dua kelompok yang maju menjadi kandidat untuk melanjutkan estafet berikutnya. Sayangnya hal itu terbawa kedalam keaktifan kepengurusan dalam menyelesaikan periodesasi ini.

Sejujurnya kecewa sekali dengan teman-teman yang menyatakan bersedia jadi panitia, namun tidak bertanggung jawab. Usia sudah berumur, namun kedewasaan ternyata tidak bisa mengikuti bertambahnya usia. 

Bertiga kami maju menjadi kandidat. Tim yang kuanggap paling kuat untuk menjadi mitraku melanjutkan estafet kepengurusan. Sebagai yang termuda, ada harga diri yang ingin ku jaga. Gengsi jika aku tidak maju dan menyatakan sudah lelah di Forhati. Sebagai yang paling muda, dan paling matang di Kohati dan training2 HMI, aku harus menunjukkan keunggulan dalam segi mental. Estafet berikutnya harus kucoba perjuangkan. 

Lima Forhati Daerah setia mendukungku, dari awal hingga akhir. Mereka masih terhitung kader-kader ku yang langsung yang kutempa di Kohati, sahabat setiaku dan daerah kelahiranku. Total 16 Forhati Daerah yang diperebutkan. Beberapa Ketua Forhati adalah teman dimasa cabang dan badko, sayangnya mereka tidak berani mengambil sikap memilihku. Ya sudah.

Meski aku tidak terpilih di Muswil ini, namun sangat melegakan. Dimomen terakhir, aku mengenal siapa sebenarnya mereka yang begitu manis senyum namun sebenarnya berkhianat. Yang paling kusyukuri, aku tidak akan lagi berurusan dengan mereka. Aku memilih berada dilingkungan yang bersih dan Muswil ini membantuku untuk membersihkannya. 

Selesai dari kepengurusan kunyatakan diri untuk selesai di Forhati. Forhati, benar-benar tidak bisa menjadi wadah untuk alumni-alumni muda. Setidaknya dalam lima tahun kedepan. Alumni muda, seperti aku, meskipun berada di level presidium hanya akan diperalat tenaganya, namun tak perlu di apresiasi meski sekedar ucapan terimakasih. Bahkan aku tidak diundang sebagai ketua sebelumnya dalam pelantikan kepengurusan Forhati Sumut yang baru. wkwkw...terlalu sombong kakak2 tua ini. 

Maka kuambil posisi sebagai alumni Forhati dan alumni KAHMI saja. Rasanya lebih tenang dan membebaskan. Saat menuliskan ini, muswil sudah hampir berjalan setahun. Kepengurusan baru di menangkan oleh generasi lebih tua dari ku. Sekali-kali teman-teman tim sukses ku ngumpul sambil ngopi. 

Berlian tetap berlian, meski di campakkan di lumpur sekalipun. Darahku hijau hitam, dan perjuangan perempuan adalah basis yang lekat didagingku. Kami bertiga pun berkiprah di luar KAHMI. Lebih tenang, tanpa kritikan senior2 yang omong doang, dan juga cibiran remeh. Waktu yang terluang lebih luas untuk berperan di jaringan nasional. Alhamdulillah, Aku dan k Ainun fokus di penyuluh Anti Korupsi. Desember 2021 aku terpilih menjadi Penyuluh Inspiratif tingkat Nasional. Kak Ainun menjadi fasilitator dan asesor yang menentukan regenerasi penyuluh anti korupsi di LSP KPK. Cut Alma juga bergabung di Penyuluh anti korupsi. Beberapa waktu lalu, Alma kudorong untuk ikut seleksi Komisi Infomasi Provinsi, dan terpilih. 


Kalah sebagai awal kemenangan. Sepulang dari Sipirok, aku merayakan kekalahan dengan makan besar bersama orang tersayang. Pundak ku terasa ringan sekali. dan BEBAS. Dan keringanan langkah itu membuatku mudah menggapai prestasi-prestasi lainnya di tahun yang sama, insyaAllah seterusnya. Amiin
 














No comments:

Jejak Kohatiku