Wangi Melati

Saturday, May 17, 2008

Aktivis dan prestasi akademik

Kutipan komentarku di sebuah Milist.
Pera bilang :

Pada dasarnya setuju sih..
aktivis yes!...prestasi akademik yes!
ada kok yang bisa kedua-duanya...
ada juga yang kebablasan prestasi akademik, karena idealisme aktifisnya.
prinsipnya, yang namanya aktifis itu, punya aktivitas yang lebih dari yang biasanya, dan aktivitasnya dilandasi idealisme berbuat untuk orang banyak.

tapi perlu juga di tambahi nih...
sistem pendidikan juga mengarah untuk memberantas aktifis mahasiswa.
contoh, perkuliahan yang di persingkat, sitem DO yang semakin ketat, Mahasiswa di buat sesibuk-sibuknya dengan kuliahnya tanpa sempat berorganisasi.
Buku-buku kritis yang mendukung sulit di dapat (ini sih dari dulu, sekarang cukup mendingan lah).
Belum lagi ada juga upaya di balik layar untuk memberi label jelek pada aktivis...contoh, aksi mahasiswa yang di boncengi perusuh.

--- In penulislepas@yahoogroups.com, INDRA QONYEK wrote:
>
> yang nulis nich pernah jadi aktivis ga? atau cuma observasi kosong tnapa makna?
>
> "m@uL" wrote: Aktifis dan Prestasi Akademik
> Sering kali kita mendengar seorang aktifis, baik pelajar yang aktif di sekolah maupun mahasiswa yang aktif di kampus, mengalami penurunan prestasi akademik di tempat belajarnya. Bahkan, untuk mahasiswa yang menjadi aktifis di kampus terkadang mengenyam bangku kuliahnya lebih lama dari masa studi pada umumnya. Apakah gejala ini memberikan ilustrasi bahwa kesibukan beraktifitas dan prestasi akademik itu berbanding terbalik? Mari sedikit kita selami.
>
> Secara logika, mereka yang bergelut sebagai aktifis mempunyai “beban kerja” atas kegiatan2 yang digelutinya, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung, kegiatan tersebut mengurangi masa senggang dan masa aktif mereka untuk kegiatan belajar. Tidak hanya waktu, biaya, tenaga, tetapi juga pikiran mereka ikut terkuras atas kegiatan2 yang dilakukannya. Mungkin ini alasan klasik tapi secara realitas berkata demikian.
>
> Pada intinya, fokus antara kegiatan belajar dan kegiatan di luar belajar mereka terpecah. Mungkin hal yang menjadi point bagi mereka adalah manajemen waktu dan prioritas. Namun hal ini juga tidaklah mudah, sebab ada kalanya seorang aktifis pun memprioritaskan kegiatan di luar belajar mereka, meski pilihan ini menurut saya pribadi kurang etis karena kedudukannya sebagai penuntut ilmu. Semuanya berpulang kepada kepentingan mereka masing2. Setiap pilihan, ada resiko.
>
> Yang jelas, nilai positif yang sungguh luar biasa akan diraih tatkala seorang pelajar atau mahasiswa bisa menggabungkan aktifitas mereka dengan prestasi akademik. Meski ini bukan jaminan akan keberhasilan, namun keduanya sangat perlu. Kalau pun tidak bisa dua-duanya, maka pilihan harus diprioritaskan pada akademik karena ber-organisasi terkadang bisa di-adaptasikan seiring berjalannya waktu.
>
> Apakah prestasi akademik pasti menjamin? Tidak juga, namun tentu saja kalau dihadapkan pada pilihan, apakah berprestasi secara organisasi tetapi prestasi akademiknya jeblok atau berprestasi secara akademik namun prestasi olahraga 0 (nol) besar?. Maka tentu sebagai seorang penuntut ilmu, kiranya sangat tepat jika memilih point kedua, yaitu berprestasi secara akademik. Mengapa? Ya karena dalam tataran awal, berorganisasi atau kegiatan di luar belajarnya itu sifatnya hanya bagian pelengkap atau pembangun dari kegiatan belajar, sekaligus sebagai wadah penyaluran hobi atau minat.
>
> Tapi kalau bisa dilakukan kedua2nya, mengapa tidak? Tidak sedikit tokoh2 di negeri ini yang tumbuh dan besar karena aktifitas mereka yang supersibuk di saat studi dan juga dibarengi prestasi akademik yang “hebat”.
>
> Jadi, “Aktifis Yes, Prestasi Akademik Yes”
>
> Salam,
> M@uL
> http://gus-maul.blogspot.com

No comments:

Jejak Kohatiku