Wangi Melati

Tuesday, February 10, 2015

Keluarga Ideal itu....

Ok..kali ini kita bongkar kembali konsep keluarga di Kohati.
Karna kajian tentang keluarga adalah sesuatu yang baru di Kohati (juga bagiku),
membuatku gusar belakangan ini dan sesungguhnya sangat dangkal dikaji di Kohati.

Sebagai organisasi Islam, tidak tepat tentunya jika tidak berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah dalam menjalankan kehidupan organisasinya.
Jadi..tulisan iseng-iseng serius ini, semoga menjadi pecut untuk melakukan  kajian keluarga berlandaskan Al- Quran di Kohati, dan berhentilah meniru konsep keluarga pada Panca Darma Wanita :(. 
Semoga Kohati lebih serius mengkaji landasan al-Quran jika ingin me"spesialisasi"kan Kohati dalam menguatkan peran perempuan di Keluarga.

Pertanyaan mendasar adalah:

Keluarga yang seperti apakah yang Ideal menurut Al-Quran?

Nah..mari kita simak dari kisah-kisah keluarga dalam Al-Quran.
Kenapa?. Karena kisah-kisah dalam Al-Quran tentunya bukan cuma dongeng (hey...dongeng aja masih dapat diambil pembelajaran didalamnya, apalagi Al-Quran), tapi harusnya dapat menjadi petunjuk/ aturan hidup berkehidupan.

1. Dalam Al-Quran, tokoh perempuan jarang disebutkan namanya. Satu-satunya tokoh perempuan yang memiliki nama dalam Quran adalah Maryam. Dan...mmm...struktur keluarganya amat tidak umum dengan kehidupan umat Islam hingga saat ini. Seorang perempuan yang memiliki anak tanpa lelaki yang menjadi ayah kandung anaknya. Anaknya jadi seorang Nabi pula.
Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!". Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.(Qs 19:20-22)

2. Konon, Keluarga yang ideal adalah keluarga Nabi Ibrahim AS.
Ketika beliau berperan sebagai Anak, Nabi Ibrahim  "melawan" orangtuanya.
Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi. ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?. Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.(Qs 19:41-44)

Ketika telah dewasa, Nabi Ibrahim memiliki beberapa istri bernama Sara dan Hajar yang  melahirkan anak bernama Ismail dan Ishak. Keduanya tidak begitu akur, pernah kejadian salah satunya pergi berlari-lari antara dua bukit demi seteguk air di tengah gurun. (ups...maaf, setelah di obok2 kisah ini tak ada di  Al-Quran tapi adanya di Injil, Surat Kejadian 16)

Setelah menjadi Ayah, Nabi Ibrahim pun menyembelih anaknya. Jika ayah menyembelih anaknya dijaman sekarang, pastilah sudah dikecam dari segala penjuru. Takkan ada yang berani melakukan hal ini di zaman sekarang, meski telah dicontohkan Nabi.
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (QS 32-102)


3. Kisah Nabi Nuh, dimana anak-anaknya ingkar dan tidak mau mengikuti ajaran Allah.

dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku Termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya."Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan Termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (Hud: 45:46)

4. Kisah Nabi Muhammad SAW. Kisah kehidupannya, tidak mendapat kasih sayang ayahnya Abdullah yang meninggal sejak dalam kandungan. Sedangkann ibunya juga meninggal ketika beliau masih anak-anak.
Pada fase sebagai suami, kisah Nabi Muhammad awalnya memiliki satu istri, Khadijah dan setelahnya memiliki lebih dari empat istri.

5. Keluarga Imran

نَّاللَّهَاصْطَفَىآَدَمَوَنُوحًاوَآَلَإِبْرَاهِيمَوَآَلَعِمْرَانَعَلَىالْعَالَمِينَ
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (Qs. Ali Imron: 33)
Di dalam ayat ini, Allah memilih di atas segala umat dua Nabi: Adam dan Nuh, serta dua keluarga: Keluarga Ibrahim dan Keluarga Imron.

***

Kisah-kisah kehidupan keluarga yang disebut dalam Al-Quran ini menarik karena ternyata dalam proses kehidupan berkeluarga, kualitas pengajaran Ibu dan Ayah  bukan faktor yang menentukan karakter anak agar memiliki kualtias seperti Ibu dan Ayahnya.
Lihatlah kisah Nabi Ibrahim yang berani melawan agama yang dianut orang tuanya. Bacalah kisah anak nabi Nuh, yang tak serta-merta mengikuti ajaran yang disampaikan sang Ayah. Dan Nabi Muhammad SAW sendiri besar sebagai anak yatim piatu, yang hanya mengecap sedikit kehidupan bersama orangtuanya.


Contoh-contoh kisah kehidupan para Nabi ini menunjukkan, bahwa peran orangtua meski ada/tidak dinafikkan dikisahkan pada nabi lainnya, namun faktor Anak dalam jalan kebenaran, berada dalam kendali si anak itu sendiri. Meski si anak lahir dalam keluarga yang menyembah berhala, namun dia akan mendapatkan jalan menuju ajaran Allah selama dia memang mau berfikir dan mencari. Sebaliknya meski si Anak berayahkan seorang Nabi namun bisa juga termasuk kaum kafir.

Jadi, jika kamu adalah anak dari keluarga yang broken home, jangan cengeng deh. Dunia tak serta merta hancur karena orangtuamu tak perduli.

Jadi, jika kamu tipe (orangtua) yang berharap pendidikan sang anak agar mencapai jalan yang benar, belajarlah bagimana proses para nabi dan rasul bisa mendapatkan ajaran Allah. Mencontoh ke orang tua, bisa jadi baik, tapi belum tentu benar. Tapi mencontoh pada rasulullah, pastilah benar.

So....
Kamu mau mencontoh kehidupan yang mana?
Keluarga Maryam yang tidak punya ayah bagi anaknya?
Ibrahim muda yang berani melawan keyakinan orangtuanya.
Ibrahim yang tega menyembelih anaknya.
Nuh yang anaknya tetap dalam kekafiran
atau Muhammad?

***
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.(Qs Al Ahzab: 21)




No comments:

Jejak Kohatiku