Wangi Melati

Friday, February 11, 2011

Tentang masa ingin menjadi Ketua...

Aku terusik lagi akan sebuah kenangan ketika seorang Adinda bercerita tentang keinginannya untuk melanjutkan estafet sebuah kepengurusan. Pengalamannya mengingatkanku ketika pertama kali menyatakan impian dan harapan kepada kawan dan senior ku untuk membantuku meraih impian menjadi no. 1 di periodesasi Kohati di masa itu. Ketua umum Kohati PB HMI.

Waktu itu, mungkin mereka kaget dengan keinginanku. Soalnya aku nyaris bukan kader dengan prestasi spesial di masa itu...Cuma seorang mantan ketua bidang eksternal kohati badko, yang ingin bertarung diajang Munas untuk meraih jabatan ketum Kohati PB HMI...

Mereka kaget, tapi aku lebih kaget dengan tanggapan mereka...Aku memang diam tak mampu bicara saat itu...tapi amarahku menggumpal di kepala, dan pulang dengan hati sakit teramat. Tak ada yang menyadari, sepulang dari pertemuan itu aku sakit seminggu penuh...tak sanggup bertemu sapa seperti biasa. Mentalku down...

Pasalnya sebenarnya, hatiku sakit karena ucapan orang yang pada masa itu aku kagumi dan segani. Biasalah di HMI, ada senior yang diam-diam kita jadikan idola di masa itu...
Memang senior yang satu ini, pribadinya khas orang batak. Tak ada manis-manis bibir, semua yang pahit disampaikan.
Hanya saja, saat itu aku memahami kalau dia memandangku begitu remeh saat itu. Maklum...masih ingusan sekali...Saat bersama di komisariat, aku adalah kader yang nyaris dianggap gak ada tapi ada.. :D

Pelan-pelan aku mencoba memahami kembali apa sebenarnya yang terjadi. Kenapa begitu kasar ucapan-ucapan mereka.

Apakah aku bersalah punya mimpi?.

Apakah anak bau kencur dan tak populer ini tak layak untuk bermimpi?.

Dan yang masih sering terngiang-ngiang kemarahanku adalah,

Kenapa mereka merasa begitu berhak mengatur masa depanku!

Sejak kapan mereka begitu peduli dengan masa depan orang yang tak populer ini???

Kok mereka menganggap aku tak sanggup membangun masa depanku sendiri...

pelan-pelan aku bangkit...
bisikan halus yang kian lama kian jelas berkata...

"Mereka..(.khususnya dia yang berkata kasar itu)...
Bukankah selama ini tak pernah perduli padaku,
tak mengenal aku selama ini...
kenapa sekarang harus begitu peduli...

Aku dan apa yang kuraih selama ini, karena aku ingin meraihnya
bukan karena ijin mereka-mereka...

maka...
begitulah juga impianku kali ini.....!"
Aku berhak meraih mimpiku!.

....

Seringkali senioritas, menjadikan orang-orang post power sindrom merasa memiliki kekuasaan untuk mengatur cita-cita adik adiknya...Merasa dia tak cocok disini, lebih baik disana, tak akan sanggup...dengan alasan-alasan yang meyakinkan.

Aneeeh...

Paling sering dengan dalih....Masa depanmu yang lebih baik...karena sayang...
BAHH!...
Padahal jatuh bangunnya masa depanku, dia sama sekali tak perlu bertanggung jawab.

Pada akhirnya aku bangkit...
Lama juga menguatkan tekad, Aku tak sudi untuk dikendalikan oleh para senior. Sekalipun aku begitu mengaguminya.
Aku adalah aku.
Dan kulakukan apa yang menurutku benar.

Ada yang bilang, kondisi ku itu adalah metode motivasi terbalik. Yaitu sengaja seseorang di remehkan dianggap tak mampu, agar dia melakukan yang sebaliknya. Jadi ketika seseorang ingin jadi ketua umum misalnya, dia malah diremehkan dulu, diuji mentalnya..dengan harapan dia tetap teguh meraih cita-citanya.

Bisa saja memang...tapi masih tersisa luka. Ada dendam yang berbekas.

Sejak saat itu, aku selalu mengingatkan diri...jika kelak seorang adik meminta nasehatmu karena keinginannya untuk meraih sesuatu...DUKUNGLAH...
dan ingatkan dia, sepenuhnya dia bertanggung jawab pada dirinya, dan juga amanah yang akan diembannya.





No comments:

Jejak Kohatiku